Tuesday, May 15, 2012

Semut dan Burung

Teringat suatu mata rantai kehidupan yang mungkin sangat sering kita lihat, yaitu fenomena semut dan burung.
Sebagaimana kita tahu, bahwa semut kerap kali menjadi santapan burung-burung kecil, semut yang sering kita sebut kroto tak jarang dijadikan makanan pokok dan penuh gizi bagi burung kecil. Cerita itu terjadi kalau si burung tsb masih hidup, nah apa jadinya ketika burung tersebut mati? yang terjadi adalah kebalikannya, yaitu semut yang kini memangsa bangkai si burung.

Pelajaran apa yang dapat kita ambil dari fenomena ini? kehidupan dan alam sebenarnya telah mengajarkan dan kerap kali mengingatkan kita bahwasanya kita hidup tidak selamanya berada diatas, selalu memiliki kekuasaan, selalu memiliki kekuatan untuk mengatur dan melakukan apa yang ingin kita capai. fenomena ini mengingatkan kita, agar sebagai makhluk yang diberikan kelebihan dibanding makhluk lain, yaitu dengan kemampuan berpikir, kita harus senantiasa menjadi makhluk yang rendah hati, dan selalu ingat, bahwa selain kita ternyata ada kekuatan Maha Besar yang mengatur kehidupan ini. 

Muncul pertanyaan, "Bukankah manusia itu sebagai khalifah di bumi ini?", betul memang, kalau manusia adalah penguasa / makhluk paling pantas menyandang gelar sang pengatur. namun ingatlah, sebagai penguasa, kita diperintahkan menjadi penguasa yang Arif dan Adil. Apa yang harus di-Arifkan dan di-Adilkan? tidak lain diantaranya :
- hubungan kita dengan sang penguasa
- hubungan kita dengan sesama manusia
- hubungan kita dengan alam

jika kita mampu menjaga antara ketiga hubungan ini, maka niscaya kita akan menemukan keseimbangan dalam hidup kita.

FA.
Powered by Blogger.